Persiapan New Norman, Wagub Rohmi Sosialisasi di Tiga Gili di KLU


Wagub Rohmi di dampingi Kadis Kominfostik, Gde Aryadi, menyerahkan bingkisan pada warga saat melakukan sosialisasi memasuki New Normal, di Gili Terawangan KLU. (Dok. Ndai)

Mataram,Ndaionline.com,-Destinasi wisata Tiga gili  di Lombok Utara NTB, yakni Gili Terawangan, Gili Meno dan Gili Air (Gili Tramena), selain tersohor karena keindahannya yang memikat, walau kita masih menghadapi Pendemi Covid- 19, tetap mempesona dan aman untuk dikunjungi. 


Tiga Gili mungil itu, masuk Destinasi wisata dunia dan masih berstatus green zone, atau zero kasus positif Covid-19. 


"Dengan status sebagai zona hijau tersebut, menjadi keharusan bagi kita bersama menjaga dan mempertahankan gili agar selamanya aman dan bebas dari wabah atau nol kasus positif Covid 19," ujar Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Siti  Rohmi Djalilah, didampingi Bupati KLU, Dr. H. Najmul Akhyar, Forkompimda dan pejabat instansi terkait lainnya, saat memberikan arahan pada kegiatan Clean, Health, and Safety (CHS) & Gili gets ready for new normal, di Gili Terawangan, Sabtu, 13 Juni 2020.


Umi Rohmi sapaan akrab Wagub NTB ini, menegaskan, untuk membuka destinasi wisata di Tiga Gili tersebut, membutuhkan perencanaan dan SOP yang ketat. Terutama dalam penerapan protokol kesehatan dan pencegahan Covid-19. Sehingga angka nol positif Covid dapat terus dipertahankan. 


Wagub Rohmi sangat mengapresiasi kerja keras seluruh masyarakat, bersama pemerintah daerah dan stakeholder lainnya, sehingga tiga gili bisa tetap aman.


“Selamat untuk Gili atas nol kasus sampai dengan saat ini. Tapi Ini harus dibarengi dengan menjaga kebersihan agar tidak pernah ada pasien positif disini,” ujarnya.


Menurut Umi Rohmi, New Normal adalah bagaimana masyarakat menerapkan protokol kesehatan Covid-19 dalam kehidupan sehari-hari. 


Ia menyebut tiga hal yang harus dilakukan masyarakat, pertama, rajin berdoa. Kedua, mengembangkan sikap saling melindungi dengan cara selalu disiplin dan patuh dalam menerapkan protokol kesehatan dan ketiga positif thinking dan selalu optimis.


“Sehingga bukan kapan new normal ini diberlakukan, akan tetapi secara bertahap bagaimana kita bisa memberikan pemahaman kepada masyarakat terkait protokol kesehatan Covid-19, kemudian masyarakat mampu dan disiplin untuk melaksanakannya," Tambah  Wagub.


Sementara itu, Bupati Lombok Utara, H Najmul Akhyar menyebut Tiga Gili sebagai green zone atau nol angka positif Covid-19. Sehingga persiapan penerapan new normal di destinasi wisata ini ke depan diharapkannya dapat menjadi percontohan bagi daerah-daerah di NTB.


Berbagai upaya terus dilakukan oleh Pemda dalam mempersiapkan menerapkan new normal di Tiga Gili. Salah satunya, kata Bupati Najmul, telah dikeluarkan surat edaran (SE) terkait persiapan penerapan new normal. 


Salah satu poin dalam SE tersebut adalah SOP kedatangan serta kepulangan para pengunjung atau tamu di Tiga Gili. Untuk sementara ini, Pemda hanya mengoperasikan satu pelabuhan, yakni Pelabuhan Bangsal.


Kepala Dinas Pariwisata Provinsi NTB, HL Moh Faozal mengaku,  saat ini di Gili Terawangan masih bertahan 140 wisatawan mancanegara. Mereka datang berwisata di Tiga Gili dan belum bisa pulang ke negaranya. Semuanya sehat dan dijamin oleh negara masing-masing.


Faozal menyebutkan, jumlah hotel dan restoran di Gili Trawangan mencapai 120 usaha. Namun jika ditotalkan dengan Gili Air dan Gili Meno, jumlah hotel dan restoran mencapai 450 usaha dengan jumlah pekerja pariwisata lebih dari empat  ribu orang.


Atas persetujuan Bupati Lombok Utara, masyarakat dan pelaku usaha di Tiga Gili itu telah melakukan pembersihan properti masing-masing. 


‘’Dan pada hari ini merupakan simulasi new normal, yakni memahami protokol kesehatan Covid-19 dengan memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan menjaga jarak,’’ katanya.


Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB, dr. Nurhandini Eka Dewi, menjelaskan penerapan protokol kesehatan secara disiplin dan kompak merupakan harga yang harus dibayar bersama, untuk menerapkan New Normal dan beraktivitas di tengah pandemi. 


Protokol kesehatan yang dijalankan cukup sederhana, mudah dan tidak membutuhkan biaya. Cukup gunakan masker, sering cuci tangan pakai sabun dan jaga jarak. Tetapi, lanjut Kadikes Nurhandini, yang sulit adalah kesadaran dan kemauan atau kemampuan untuk disiplin.


Jika semua bisa patuh dan disiplin,  ia optimis masyarakat dapat terhindar dari Covid 19.


"Kita perlu membangun sikap saling melindungi satu sama lain. Kalau ada warga yang tidak menggunakan masker, kita tegur, bukan berarti kita benci, tetapi karena kita sayang dan ingin saling melindungi," ujarnya. 


Menurut dr Nurhandini, untuk memastikan kesiapan tiga gili menuju New Normal, Dinas Kesehatan akan melakukan survey kepada masyarakat kawasan tiga Gili mengenai pemahaman mereka terkait covid-19. 


Sehingga kedepannya, Dinas Kesehatan bisa memberikan tambahan pengetahuan bagi yang belum memahami cara menghadapi covid-19. 


"Kami akan melakukan survey tentang pengetahuan covid-19 untuk warga gili, supaya tau dan bisa berbenah," pungkasnya. (Ndai 001)

Posting Komentar

[disqus][facebook][blogger]

Author Name

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.